Kamis, Maret 22, 2012

Curhat Ibu Mirna

Ilustrasi. Sumber : MetroTV..com
esti sering murung sendirian di sudut ruang kampus. Kejadian ini sudah kuperhatikan selama tiga hari berturut-turut dengan kondisi yang sama. Ia salah satu teman sekelasku dalam perkuliahan. saya menuju dekatnya untuk menemaninya demi membantu melepaskan masalah dalam pikirannya. Usaha demi usaha yang saya lakukan, ternyata tidak membuahkan berhasil.

esti tidak mempunyai teman dekat selama kuliah di Kampus ini yang bisa membantunya menyelesaikan masalah. Hal ini pernah dilontarkan dari mulutnya bahwa Pacaran nomor sekian seribu. yang pertama dalam pikirannya adalah karier. Pelecehan terhadap perempuan sering terjadi karena ketergantungan perempuan terhadap lelaki baik dari segi ekonomi, politik, seks dan lainnya.

kemarin, saya pura-pura untuk mengajak pulang bersama-sama dan dia mengiyakan. Akhirnya, dia menawari untuk singgah di rumahnya yang berada di dekat pusat perbelanjaan kota ini. Kami menyusuri gang-gang untuk menuju rumahnya, gang khusus untuk pengendara sepeda motor. Warga yng bermukim disini tidak satupun yang memiliki kendaraan mobil karena tidak adanya lahan parkir.

sesampai di rumah esti, kami disambut oleh ibunya didepan pintu utama. Ibu Esti bersalaman denganku dan mengucapkan "wah, nak lama sekali baru bisa kunjungi ibu". Dua tahun lalu, sewaktu mahasiswa baru memang sempat mendatangi rumahnya. Waktu itu, kita lagi buat acara makan empek-empek, makanan khas palembang. Saya dan Ibu esti cukup dekat waktu itu, karena sempat menginap dan bercengkrama di malam hari di ruang keluarga.

esti masuk kamarnya dan kemudian menuju dapur, Ibu Esti yang bernama Mirna menemaniku di ruang tamu. Esti adalah yang paling tua dalam keluarga. Kedua adiknya duduk di bangku sekolah menengah, dan satunya tidak lama lagi akan memasuki jenjang perguruan tinggi.

kali ini, Ibu Mirna bercerita tentang kondisi anaknya yang selalu murung beberapa bulan terakhir sejak ditinggal oleh bapaknya, yang pergi dari rumah karena menikah lagi dengan perempuan muda pujaan hatinya yang baru.

ibu mirna kembali mengingat masa lalu pada saat masih muda.  Ia jatuh cinta dan berpacaran dengan bapak Esti kurang lebih tiga tahun. Pernikahan selalu diundur waktu itu, karena Ia sedang menikmati karier sebagai buruh salah satu perusahaan udang terbesar dalam kota ini. Selain itu, Ibu Mirna ingin mengetes kesetiaan suaminya. 

pasca menikah, gaji hasil kerja ibu mirna selalu dihabiskan bapak esti untuk digunakan pada hal-hal sepele seperti rokok dll. Akhirnya Ibu Esti berhenti bekerja dan memilih untuk mengurus anak di rumah dan memberikan ruang kepada suaminya untuk mencari uang demi menghidupi anak-anaknya kedepan.

setelah esti akan memasuki sekolah dasar, bapaknya mulai bertingkah dengan cara-cara aneh untuk melampiaskan keprustasiannya dalam hidup. Bapak Esti sering melakukan pemukulan terhadap Ibu Mirna untuk menyelesaikan masalah. Sejak itu pula, Bapak Esti sering mendatangi hiburan malam. Maklum, waktu itu sedang mengandung anak yang kedua, jadi tidak melayani suami.

kemarahan dalam keluarga biasa dipicu ketika Ibu Mirna ikut bergaul dengan tetangga, dan ikut-ikut dalam kegiatan organisasi kampung. Ibu Mirna dilarang bergaul karena gosip ibu-ibu, kebobrokan dalam rumah tangga bocor dan menjadi rahasia umum dalam kampung.

selain itu, Kemarahan sering dipicu ketika memaksa untuk menuruti gaya seks yang dianggapnya baik, padahal sangat-sangat menyiksa. Gaya seks yang diikuti tidak jauh-jauh beda dengan film porn yang sering ditonton yang diupload melalui internet. 

terakhir, Ibu Mirna memintaku untuk membantu memberikan jalan keluar dalam hidupnya. Opsi pertama, Bercerai dengan resiko anak-anaknya diberhentikan sekolah karena tidak ada biaya ?. ketergantungan ekonomi terhadap suaminya sangat mempengaruhi kehidupannya kedepan.

opsi Kedua, mempertahankan pernikahan sampai ketika anaknya menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi ?. kondisi ini berat juga karena akan menyiksa batin ibu mirna yang diperlakukan sewenang-wenang oleh suaminya kedepan.

saya hanya bisa termenung dan meminta waktu untuk berpikir, karena kedua keputusan diatas sangat berpengaruh terhadap kondisi ibu mirna dan anak-anaknya kedepan, disatu sisi telah terjadi kekerasan dan penindasan perempuan. untuk itu, saya mohon bantuan teman facebook dan blogku untuk membantu memberi solusi yang terbaik untuk Ibu Mirna dan keluarganya kedepan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar